Jumat, 10 Juni 2011

Aliran Sesat

a.     Du'at 'ala Abwabi Jahannam
 Beberapa bulan lalu Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan sebelas butir fatwa, di antaranya ;
Pelarangan aliran Ahmadiyah di Indonesia
Mengharamklan Sekularisme, liberalisme dan Pluralisme agama
Bagaikan orang tersayat sembilu, para penganjur kebatilan (du'at 'ala abwabi Jahannam) meraung, merintih, dan mengeluarkan kata-kata, bahkan makian kepada lembaga keislaman tertinggi di Bumi Pertiwi ini.
Abdurrahman Wahid, yang lebih dikenal Gus Dur, membisikkan kepada Preisden bahwa fatwa tersebut bersifat tidak mengikat, karena Indonesia adalah Negara Pancasila dan bukan Negara Islam. Dan dalam acara perayaan Maulid Gus Dur (baca: ulang tahun) yang lalu, semboyan "hidup Sekularisme", "hidup Pluralisme" pun dikumandangkan sebagai ganti bacaan QasidahBurdah dalam perayaan Maulid Nabi. Juga sengaja diundang dalam perayaan tersebut ketua Jemaat Ahmadiyah se-Indonesia.
Ulil Abshar Abdalla -kafa nallahu syarrahu- melontarkan kata "tolol" untuk Ketua MUI.
Dan banyak lagi orang-orang yang semazhab dengan mereka yang angkat bicara, mengeluarkan argument pembelaan terhadap aliran Ahmadiyah, Sekularisme, liberalisme dan Pluralisme, yang seolah-olah mereka adalah kelompok tertindas, teraniaya, terzhalimi. Syubhat-syubhat ini dikemas sedemikian rupa oleh media informasi yang mayoritasnya berpihak kepada kebatilan.
 Baru-baru ini, Adnan Buyung Nasution -pengacara Nur Mahmudi dalam kasus penganuliran kemenangannya dalam Pilkada Depok oleh Pengadilan Tinggi Jawa Barat- menyesalkan telah membantu Nur Mahmudi, karena ketua DPR Komisi VII yang kebetulan berasal dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mendukung fatwa MUI dan menolak pengaduan Ahmadiyah. Yang dalam kasus ini Adnan Buyung juga bertindak sebagai pengacara Ahmadiyah, dia menyatakan bahwa Ahmadiyah terzhalimi.  
b.Siapa yang menzhalimi dan terzhalimi
Benarkah jemaat Ahmadiyah, gerakan Sekularisme, Pluralisme, Liberalisme dizhalimi? ataukah mereka sebenarnya yang menzhalimi? Mari kita coba mendudukkan persoalannya seproposional mungkin.
Berbuat zhalim yaitu: merampas hak seseorang atau sekelompok orang.
Mereka berargumen bahwa pelarangan dan pengharaman aliran mereka berarti merampas hak kebebasan mereka berpendapat, konklusinya bahwa pelarangan tersebut berarti penzhaliman terhadap mereka.
Untuk mengetahui sejauh mana kebenaran konklusi ini, mari kita uji kebenaran premis yang mereka gunakan.
Benarkah pelarangan dan pengharaman aliran mereka merampas hak mereka? Mari kita lihat kenyataan sebenarnya!
Islam yang masuk ke Indonesia pada abad ke-!3 yang dianut oleh nenek moyang kita dan yang kita anut sampai sekarang serta dilindungi negara adalah islam yang menyakini :
Al Qur'an sebagai kitab suci yang tidak boleh  ditambah atau dikurangi
Muhammad SAW adalah Nabi yang terakhir.
Hanya islamlah agama yang benar, dan Allah tidak menerima agama selain islam
Rukun iman ada enam
Dan lain-lain yang diketahui oleh setiap muslim  secara aksiomatis
Inilah akidah umat islam Indonesia, yang merupakan hak azazi yang dilindungi oleh Negara R.I.
Tapi kemudian di awal abad ke-20 muncul aliran Ahmadiyah di India lalu menjalar ke Indonesia, dan di awal tahun 70-an bergema gerakan Sekularisme, Pluralisme dan Liberalisme yang menginjak-injak hak (akidah) umat islam dengan pernyataan-pernyataan, antara lain; semua agama sama dan semua agama benar, Mirza Gulam yang lahir di India adalah nabi, rukun iman hanya ada lima, takdir tidak ada, hak waris anak laki-laki sama dengan anak wanita, wanita boleh menjadi imam dan khatib shalat Jumat, dsb.
Lalu umat islam yang hak mereka dirampas dan dinjak-injak tersebut meminta pemerintah untuk menindak dan menghentikan kezhaliman terhadap mereka (umat islam), akan tetapi belum lagi pemerintah menindak mereka (kaum kebatilan), mereka lebih dahulu berteriak bahwa mereka dizhalimi. Dalam kehidupan sehari-hari logika yang mereka gunakan ini sering disebut "maling teriak maling".
Bila premise yang mereka gunakan tidak benar, tentulah konklusinya menjadi salah.
Jadi tidak benar mereka yang dizalimi, akan tetapi merekalah yang menzalimi.
Pagari Akidah Anda!
Dalam laporannya, Ahmadiyah mengaku bahwa jemaat mereka di Indonesia berjumlah ± 200.000 jiwa, ini artinya dalam setiap 200 orang islam di Indonesia, 1 orang telah disesatkan oleh Ahmadiyah, ini kalau kita katakan Muslim di Indonesia 200 juta orang, padahal jumlah sebenarnya kurang dari itu.
Belum lagi yang disesatkan oleh aliran-aliran lainnya, semisal; liberalisme, sekularisme, sosialisme, LDII, Syi'ah, inkar sunnah, Jamaah Salamullah, Islam murni, dan lain-lain.
Kenyataan ini membuat bulu kuduk kita berdiri, kita hidup di zaman fitnah dimana seseorang beriman di waktu pagi dan menjadi kafir di waktu sore, beriman di waktu sore dan menjadi kafir di waktu pagi.
Oleh karena itu lakukanlah langkah-langkah berikut, semoga Allah menetapkan kaki kita menapaki jalan-Nya yang lurus :
a. Kenalilah agama anda lebih mendalam lagi.
Manfaatkan keberadaan anda di perantauan ini dengan menuntut ilmu, mengikuti majelis-majelis taklim, kuliah studi islam, membaca buku islami, mendengarkan kaset-kaset ceramah agama, yang dapat menambah pengetahuan anda tentang agama .Allah, dan menambah kedekatan anda dengan kitabullah dan sunnah Rasulullah 
Kami pernah bertemu dengan salah seorang da'i aliran sesat, ketika kami minta untuk tilawah Al Qur'an ternyata bacaannya seperti orang yang belum tamat belajar Iqra', dengan demikian kami yakin dia disesatkan karena ketidaktahuannya (kealpaannya) dengan agamanya, kemudian karena sedikit bisa berdiplomasi maka dinobatkan sebagai da'i.
b. Pererat hubungan anda dengan ustadz (orang yang anda yakini kebenaran akidahnya).
Mungkin anda tidak sempat mengikuti majelis taklim dan kuliah, akan tetapi anda dapat mendiskusikan (bertanya) kepada para ustadz-ustadz melalui telepon atau sms untuk hal-hal yang musykil bagi anda dalam masalah agama.
Logikanya, andai seekor anjing disanjung Allah dalam Kitab Suci-Nya lantaran keakrabannya dengan 7 orang pemuda shalih, apatah lagi seorang bani Adam yang memang telah dimuliakan Allah.
c. Bertemanlah dengan orang-orang yang mengingatkan anda akan Allah.
Kalau saja anda tidak bisa menghadiri majelis taklim, kuliah serta sungkan bertanya kepada para ustadz, pererat hubungan anda dengan teman sejawat yang mengikuti aktivitas-aktivitas keislaman tersebut, semoga anda mendapatkan bau wangi dan wewangian dari mereka di Dunia dan Akhirat.
Jangan sampai anda beranggapan bahwa tidak akan terjerat oleh kelompok-kelompok sesat, walau tanpa melakukan salah satu langkah-langkah di atas, dalam kata lain: anda menghindar dari majlis taklim, tidak bertanya kepada ustaz dan tidak berteman dengan orang-orang aktif  telah bersabda bahwa serigala dalam keislaman. Karena dalam permisalannya Nabi  hanya memangsa domba yang tertinggal dari rombongan.
 d. Perbanyaklah mengucapkan do'a:
Ya Muqallibal Qulub Tsabbit Qalbi 'ala Diinik
Wahai Yang memutar balikkan hati, tetapkanlah hati berada di atas agama-Mu
Akhirnya semoga Allah menghidupkan kita dalam islam, mewafatkan kita dalam iman, menyatukan kita di akhirat bersama para Nabi, syuhada Allah orang-orang shalih dan mengembalikan kaum muslimin yang tersesat ke pangkal jalan. Amin.
Go to the Top

etika persaingan dalam islam


BAB I
ETIKA PERSAINGAN

A.     Pihak-pihak yang bersaing
         Manusia merupakan pust penendali persaingan bisnis,ia kan menjalankan bisnisnya terkait pandanganya terhadp bisnis yang digelutinya.Hal terpentin yang berkaitan dengan factor manusia adalah segi motivasi dan landasan ketika ia menjlankan praktik bisnisnya temasuk persingan yang terjadi didalamnya.
         Bagi seorang muslim bisnis yang ia lakukan adalah dalam ranka memperoleh dan mengembangkan kepemilikan harta dan harta yang diperoleh tersebut merupakan rezki yang telah ditetapkan Allah SWT

Firman Allah dalam surat AL Mulk : 15
“dialah yang menjadikan  bumi ini mudah bagimu maka berjalanlah disegala penjurunya dan makanlah dari sebagian rezkinya dan hanya kepadamulah kamu kembali dan dibangkitkan”
         
          Keyainan karena rezki semata-mata dating dari Allah SWT akan menjadi kekuatan ruhiyah bagi seorang pebisnis muslim keyakinan tersebut menjadi landasan sikap tawakal yang kokoh dalam berbisnis.Selama berbisnis ia sandarkan segala sesuatunya kepada Allah SWT dimana apabila bisnisnya memenagngkan persaingan  ia kan bersyukur dan sebaliknya apabila ia gagal dalam berbisnis ia akan bersabar.
            Dalam hal berkerja Isalam memerintahkan setiap muslim untuk memiliki etos kerja yang tinggi sebagaimana Allah telah memerintahkan umatnya untuk berlomba-lomba dalam kebaikan dan dengan lanasan ini persaingan tidak lagi diartikan sebagai usaha untuk mematikan pesaingnya tetapi dilakukan sebagai usaha un tuk memberikan yan terbaik dari usaha bisnisnya.

B.      Cara Bersaing.
         Berbisnis adalah bagian dari muamalah karenanya bisnis juga tidak terlepas dari hukuk-hukum yang mengatur tentang masalah muamalah.Dalam  berbisnis setiap orang akan berhubungan dengan pihak-pihak lain seperti rekan  bisnis dan pesaing bisnis.Sebagai hubungan interpersonal seorang pebisnis muslim tetap harus berupaya memberikan pelayanan terbaik kepada mitra bisnisnya.
          Dalam berhubungan dengan rekanan bisnis setiap pebisnis muslim haruslah memperhatikan hokum yan terkandung dalam islam.
         Selain itu dalam ajaran islam terdapat aturan-aturan dan falsafah yang tergak ditas asas persaudaraan an tar manusia dan menganggap mereka semua sebagai satu keluarga sebagaimana sabda Rasulullah:
“Jadilah kalian hamba-hamba allah yang bersaudara”
          Dalam hal ini persaingan itu tidak lagi diartikan sebagai usaha untuk mematikan pesaing lainnya tetapi dilakukan untuk memberikan sesuatu yang terbaik dari usaha  bisnisnya.
Cara baru melihat persaingan[1]
(a)   Paradigma lama:
·         Yang lain adalah musuh saya
·         Nama permainan ini adalah kemenangan
·         Saya lebih baik dari pada mereka
·         Saya ter[isah dar yang lain
(b)   Paradigma baru
·         Yang lain adalah benchmark saya
·         Nama permainan ini adalah pembangunan terus menerus
·         Saya adalah sesuatu yang penting
·         Saya adalah bagian dari komunitas
Rasululah SAW memberikan contoh bagaimana bersaing dengan baik ketika berdagang,rasul tidak pernah melakukan usaha u ntuk menghancurkan pesaingnya dagangnya ,yang beliau lakukan adalah memberikan pelayanan sebaik-baiknya dan menyebutkan spesifikasi barang dagangannya dengan  jujur termasuk jika barang tersebut ada cacatnya.
     Dalam segi cara bersaing inilah para pelaku bisnis dihadapkan pada tujuan dari setiap bisnisnya agar dapat berjalan dalam jangka panjang,suatu bisnis akan dapat berkesinambungan terusmenerus  dan benar-benar akan menghasilkan keuntungan jika dilakukan atas dasar kepercayaan dan kejujuran dan inilah sebagian dari tujuan yang diharapkan dari etika binis  dimana agar semua orang yang terlibat dalam kegiatan bisnis akan mempunyai kesadaran tentang adanya dimensi etis dalam berbisnis itu sendiri dan agar belajar bagaimana mengadakan pertimbangan yang baik secara ettis dan ekonomis.

C.        Produk yang dipersaingkan.
a)      Produk
Produk usaha bisnis yang dipersaingkan baik barang maupoun jasa harus halal dan harus sesuai dengan apa yang diharapkan konsumen untuk menghindari penipuan
b)      Harga
Bila ingin memenagnkan persaingan harga produk harus kopmpetitif dalam hal ini tiak diperkenankan membanting harga dengan tujuan menjatuhkan pesaing.
c)      Tempat
Tempat usaha harus baik,sehat,bersih dan nyaman harus juga dihindarkan melengkapi tempat usaha dengan hal-hal yang diharamkan untuk menarik pembeli
d)      Pelayanan
Pelayanan harus diberikan dengan rama tetapi tidak boleh dengan cara mendekati maksiat.
e)      Layanan purna
Merupakan servis yang akan melanggengkan pelanggan.
























[1] Artikel dipublikasikan pada 21 april 2010 oleh choir http://zonaekis.com

Dunia Muslim